Aku bukan wanita yang gila harta
aku juga bukan penggila tahta
walau kutahu harta segalanya
namun aku tak mau diperbudak harta
Dalam pergantian bulan dan tahun
Dalam pahit dalam kelam tak ku mengeluh
walau susah tetap kutelan sungguh
agar lebih aku bisa menerima dan setujuh
Lihat kedewasaan ku mulai merekah
Berbunga kembang dari segala arah
Masih kah engaku mementingkan egomu ayah
Tak memberiku pilihan yang searah
Kuterduduk terdiam lemas
Mendengar keputusan ayah yang cemas
Sambil menahan sakit ingin ku melepas
Agar ayah puas dan siap barang di kemas
Ayah & Ibu
Ku tak tahu siapa salah diantara kalian berdua
Karna kutahu kesalahan tak harus nyata
Yang selalu bisa diliat dengan mata
Hanya kalian yang tahu segalanya
Ayah & Ibu
walau kini keluarga kita tak lengkap
Walau hatiku merontah gagap
Kubelajar untuk ikhlas tak berharap
Mengapa malam itu musti gelap
Mengapa siang itu musti terang gemerlap
Harus kah kumencari Tanya tanpa jawab
Mengartikan kedewasaan ku dengan cemas menghinggap
Akhiri keegoisan dalam kemarahan kalian
Bukankah kalian adalah panutan dalam alqur’an
Untuk anak-anak mu di dalam pendidikan
Agar kelak kami menjadi orang yang terdepan
Ayah
Jika keputusan mu sudah membumbung hitam
Kudoakan semoga engkau bahagia bersama bidadari yang menghiasi malam
yang kini engkau puja dalam setiap ucap dan kalam
jangan lupakan anakmu yang menangis dalam diam
Ibu
kudoakan juga semoga kau bahagia bersama pangeran yang baru
lelaki yang kau pilih pengganti ayaku
namun jangan lupakan aku yang masih membutuhkanmu